Moh. Ali Muttaqo

Di rintik pagi, angin tiada berhembus, hanya gemercik, saling bersahut menderu waktu. Gerimis itu, menggulu...

Kau berlari, menjauh, jauh, hingga tersekat mata ini. Kau kira aku kan kejar, tidak! aku punya jalanku sen...

Terik mentari, merona rekah, menerobos hati, saat relung berserak. Soalah nampak, dalam tiap biasnya, sesi...

Malam telah melebur, pada seserpih retakan sunyi, pada luhur, hening abadi. Wajahmu masih selingkar rembulan...

Telah sempurna pendaman rindu, hujan mengubur, angin menggulung, malam tak lagi beriku waktu, untuk bertemu denganmu...

Waktu itu, selalu saja kau buru aku, temui aku, manjakan aku. "Sayangku, tetaplah di sampingku," "jagalah a...

Petang menghadang, sepi mulai menghampiri, seraut wajah selalu terbayang, adakah dikau di sana sadari ini. A...

Lelah seluruh raga, letih segenap jiwa, hingga membaur semua rasa, terdampar aku di atas derita. Kenapa kamu...

Waktu, adakah kau akan berlalu, ataukah kau masih menunggu, atas cintaku, rinduku. Turut saja apa maumu! ak...

Hujan seolah terperangkap awan, hanya setetes rintik kecil menerpa bumi, mencoba menerobos rindunya hati ini, terdeng...

Siang yang sunyi, sepi, tak lagi bermentari, kala dirimu hanya membayangi, dan tak lagi ada di sisi. Kasih, ...

Aku, dalam terduduk, diam, pada hari yang tak cerah, serasa angan turut terbawa, pada seraut wajah yang terang. &nbs...

Aku datang untukmu, saat kakiku tertatih, dan tak tahu lagi tempat bertumpu, pada rasa yang telah letih. Sem...

Tetes peluh, membawa panas, jantung bertabuh, mendera. Mengapa tak kau sulut, biar sekalian bergaung, mend...

Di pulau ini, rimba raya, menggulung samudera, dan pasir, pesisir. Akar, daun, terangkum gambut, mengusik...